Beranda | Artikel
Penuntut Ilmu Sejati: 2 Hal Penting Ini Wajib Kamu Kerjakan - Syaikh Shalih Al-Ushoimi #NasehatUlama
Senin, 6 Desember 2021

Penuntut Ilmu Sejati: 2 Hal Penting Ini Wajib Kamu Kerjakan – Syaikh Shalih Al-Ushoimi #NasehatUlama

Dan terakhir adalah tahap ketiga, yaitu tahap setelah belajar. Jika seorang murid selesai belajar dan sebelum datang jadwal belajar selanjutnya, baik itu harian, mingguan, atau lainnya, maka hendaklah ia memperhatikan dua perkara…Hendaklah ia memperhatikan dua perkara…

Pertama: Berusaha menghafal ilmu. Pertama: Berusaha menghafal ilmu.

Kedua: Mengulang pelajaran. Mengulang pelajaran bersama teman.

Adapun yang pertama, yaitu “تَحَفُّظٌ” Dalam bahasa arab, kata ini berwazan “تَفَعُّلٌ” yang bermakna mencari sesuatu yang membutuhkan usaha keras.
Seperti makna kata “التَّكَلُّمُ”, “التَّحَلُّمُ” dan “التَّعَلُّمُ” Al-Kuhijiy berkata dalam matan Nail al-Muna:
“Bab keempat menunjukkan makna ‘usaha keras’, Seperti kata (تَعَلَّمْتُ) dan (جِئْتُ مُقْتَفِي).” yakni (الْاِقْتِفَاءُ) “Membuntuti” dan
(التَّعَلُّمُ) “Belajar” membutuhkan usaha keras. Maka kamu harus mengerahkan usaha dan waktumu…untuk menghafal ilmu yang telah kamu dapatkan.

Sebagai contoh, kita telah sebutkan sebelumnya salah satu bentuk fi’il, bahwa kata (رَقِيتُ) dengan huruf Ro’ fathah dan Qof kasrah, berarti ‘Aku naik’. Maklumat ini hendaklah kamu hafal dengan membacanya berkali-kali. Hingga dapat menetap dalam ingatanmu, sampai seperti maklumat yang dihafal, meskipun belum dapat dikatakan demikian. Namun kamu telah membacanya berulang kali hingga menetap dalam ingatan. Kemudian kamu dapat melakukan itu pada maklumat setelahnya dan setelahnya. Hingga kamu menyelesaikan semua yang telah kamu pelajari. Sedangkan perkara kedua adalah mengulang pelajaran bersama teman. Kamu harus menyisihkan waktu untuk berdiskusi bersama temanmu yang juga mengikuti pelajaran itu, dengan mengulas pendapat ulama yang disebutkan di dalamnya. Dan metode ini telah diterapkan di sini setiap hari Rabu setelah maghrib. Setiap pelajaran yang telah dipelajari memiliki satu majelis diskusi atau lebih. Pelajaran tersebut dipelajari kembali sebagai pengulangan. Dan hal ini sangat bermanfaat. Manfaatnya dapat berupa menetapnya ilmu dalam ingatanmu. Dapat juga berupa pelurusan pemahamanmu yang keliru sebelumnya. Karena terkadang kamu salah dengar saat mendengar sesuatu. Dan ketika kamu berdiskusi bersama orang lain, ia menjelaskan bahwa yang kamu pahami itu salah. Bahwasanya pendapat ulama dalam perkara tersebut adalah seperti ini dan itu. Ini adalah tahap menuntut ilmu yang dikenal oleh para ulama terdahulu sebagai tahap pengulang, seperti yang dijelaskan secara terperinci oleh as-Subki dalam kitab Mu’id an-Ni’am wa Mubid an-Niqam, dan dijelaskan juga oleh ulama yang lainnya.

Pengulang adalah orang yang duduk bersama penuntut ilmu lainnya untuk mengulangi pelajaran yang telah diambil dari Syaikh, serta membahas dan mendiskusikannya. Tahap ini sangat bermanfaat dan sangat penting, baik itu yang dilakukan di halaqah setelah maghrib atau di halaqah yang kamu adakan bersama seorang teman atau lebih, meski itu hanya di rumahmu atau di rumahnya. Kalian berdiskusi tentang pelajaran yang telah diambil pada majelis terdahulu. Jika menghafal dan mengulang itu dilakukan setelah selesai pelajarandengan cara yang telah disebutkan, niscaya ilmu itu akan kokoh dalam ingatan.

Demikianlah ilmunya menjadi kuat dan kokoh. Dan ia akan menjadi penuntut ilmu sejati, luar dan dalam, lahir dan batin. Karena penerapan metode ini dalam menuntut ilmu, menjadikan ilmu itu kokoh. Tidak seperti keadaan yang sering kita lihat dari seorang penuntut ilmu yang datang lalu membuka kitab bersama syaikhnya, kemudian ia menulis beberapa catatan. Terkadang hadir bersama pikiran, pendengaran, dan penglihatannya; dan terkadang tidak. Kemudian keluar majelis dan melempar kitabnya di mobil. Dan ia tidak bertemu dengan kitab itu lagi kecuali pada pelajaran yang akan datang.

Bahkan terkadang ia tidak membawa kitab pada saat kajian, karena tertinggal di mobil temannya. Dan sepanjang minggu tidak membaca ulang pelajarannya. Pemisah antara penuntut ilmu dengan pelajarannya inilah…Yang menjadikan para penuntut ilmu mencurahkan banyak waktu. Kamu mungkin mendapati penuntut ilmu yang mengeluh dengan mengatakan, “Aku sampai saat ini telah meluangkan waktu selama delapan, sembilan, atau sepuluh tahun untuk menghadiri majelis ilmu, namun aku tidak juga mendapat manfaatnya…” Jika kamu tidak mendapat manfaatnya, maka carilah kesalahan dan kekurangannya! Dimana itu?

Periksalah apa yang telah kita sebutkan ini dalam dirimu! Di mana posisimu darinya?! Namun bisa jadi masalahnya tidak berkaitan dengan ini saja. Karena sebagaimana ada kekurangan pada murid, ada juga kekurangan pada gurunya yang menghalangi sampainya ilmu kepada para murid. Namun yang dimaksud sekarang adalah metodemu dalam belajar yang berkaitan dengan tiga tahapan yang telah kita sebutkan tersebut. Oleh sebab itu, perbaikilah dirimu dalam setiap tahapnya! Di tahap pertama, sebelum kamu menghadiri pelajaran. Kamu harus membaca kitab terlebih dahulu. Dan kedua, jika kamu telah berada di majelis ilmu, kamu juga harus membacanya sekali lagi. Dan ketiga, jika kamu selesai mengikuti pelajaran, kamu harus membacanya untuk yang ketiga kalinya. Seandainya penuntut ilmu melakukan tiga tahapan ini dengan sebenar-benarnya pada setiap kitab yang ia pelajari, meski hanya pada pelajaran mingguan yang ada di empat semesternya, maka aku berani menjamin, ia akan mendapat ilmu yang banyak. Melebihi ilmu yang didapat mayoritas penuntut ilmu di zaman ini. Karena metode menuntut ilmu ini dapat mengantarkannya pada ilmu yang bermanfaat. Meski banyak metode lain untuk menuntut ilmu, namun ia tidak bermanfaat bagi para penuntut ilmu, dan tidak dapat mengantarkannya pada ilmu yang bermanfaat, dan tidak pula dapat mengokohkan ilmu dalam ingatan mereka.

===============================================================================

وَبَقِيَ الْمَقَامُ الثَّالِثُ وَهُوَ الْمَقَامُ الَّذِي يَكُونُ بَعْدَ الدَّرْسِ

فَإِذَا انْفَصَلَ الْمُتَعَلِّمُ عَنِ الدَّرْسِ قَبْلَ مَجِيءِ مَوْعِدِهِ الْقَابِلِ

سَوَاءً كَانَ يَوْمِيًّا أَوْ أُسْبُوعِيًّا أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ

فَإِنَّهُ يَنْبَغِي أَنْ يَحْرِصَ عَلَى أَمْرَيْنِ

فَإِنَّهُ يَنْبَغِي أَنْ يَحْرِصَ عَلَى أَمْرَيْنِ

أَحَدُهُمَا التَّحَفُّظُ

أَحَدُهُمَا التَّحَفُّظُ

وَالْآخَرُ الْمُذَاكَرَةُ

وَالْآخَرُ الْمُذَاكَرَةُ مَعَ الأَقْرَانِ

فَأَمَّا الْأَمْرُ الْأَوَّلُ وَهُوَ تَحَفُّظٌ

فَهَذَا الْبِنَاءُ عِنْدَ الْعَرَبِ تَفَعُّلٌ

وَهُوَ طَلَبٌ لِلشَّيْءِ بِكَلَفَةٍ

وَمِنْهُ التَّكَلُّمُ وَالتَّحَلُّمُ وَالتَّعَلُّمُ

قَالَ الكُوهِجِيّ فِي نَيْلِ الْمُنَى

وَرَابِعُ الْأَبْوَابِ لِلتَّكَلُّفِ

نَحْوُ تَعَلَّمْتُ وَجِئْتُ مُقْتَفِي

يَعْنِي الْاِقْتِفَاءُ وَالتَّعَلُّمُ هَذَا يَحْتَاجُ إِلَى كَلَفَةٍ

فَأَنْتَ يَنْبَغِي أَنْ تُنْفِقَ مِنْ قُوَّتِكَ وَوَقْتِكَ

فِي حِفْظِ مَا أُلْقِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْعِلْمِ

فَمَثَلًا سَبَقَ مِمَّا تَقَدَّمَ أَنْ ذَكَرْنَا وَجْهًا مِنَ الْوُجُوهِ

فَقُلْنَا قَوْلُهُ رَقِيتُ بِفَتْحِ الرَّاءِ وَكَسْرِ الْقَافِ أَيْ صَعِدْتُ وَعَلَوْتُ

فَهَذِهِ الْفَائِدَةُ يَنْبَغِي أَنْ تَتَحَفَّظَهَا بِتَكْرَارِهَا مَرَّاتٍ كَثِيرَةً

حَتَّى تَسْتَقِرَّ فِي قَلْبِكَ اِسْتِقْرَارًا

يُشْبِهُ اِسْتِقْرَارَ مَحْفُوظٍ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ هُوَ

لَكِنَّكَ أَكْثَرْتَ مِنْ ذِكْرِهَا حَتَّى ثَبَتَتْ فِي قَلْبِكَ

ثُمَّ تَنْتَقِلُ إِلَى مَا بَعْدَهَا ثُمَّ مَا بَعْدَهَا

حَتَّى تَسْتَتِمَّ مَا أَخَذْتَهُ فِي الدَّرْسِ الْمُتَقَدِّمِ

وَأَمَّا الْأَمْرُ الْآخَرُ فَهُوَ الْمُذَاكَرَةُ مَعَ الْأَقْرَانِ

فَيَنْبَغِي أَنْ يَكُونَ لَكَ وَقْتٌ

تَتَقَاوَلُ مَعَ أَصْحَابِكَ الَّذِينَ يَحْضُرُونَ ذَلِكَ الْمَجْلِسَ

بِمُرَاجَعَةِ الْقَوْلِ فِيمَا ذُكِرَ فِيهِ

وَهُوَ الْأَمْرُ الَّذِي تَمَّ اِعْتِمَادُهُ بَعْدَ الْمَغْرِبِ فِي يَوْمِ الْأَرْبِعَاءِ

أَنَّ الدَّرْسَ الْمَاضِي يَكُونُ لَهُ حَلَقَةٌ أَوْ أَكْثَرُ لِلْمُدَارَسَةِ

فَيَذْكُرُ مَا سَبَقَ عَلَى وَجْهِ الْإِعَادَةِ

وَهَذَا نَافِعٌ جِدًّا

فَتَارَةً يَكُونُ مِنْ مَنْفَعَتِهِ أَنْ يَسْتَقِرَّ الدَّرْسُ فِي قَلْبِكَ

وَتَارَةً يَكُونُ مِنْ مَنْفَعَتِهِ أَنْ تُصَحِّحَ خَطَأَ فَهْمِكَ

فَتَكُونُ قَدْ سَمِعْتَ شَيْئًا عَلَى وَجْهِ الْخَطَأِ

فَإِذَا دَارَسْتَ بِهِ غَيْرَكَ بَيَّنَ لَكَ أَنَّ هَذَا الَّذِي فَهِمْتَهُ خَطَأٌ

وَأَنَّ وَجْهَ الْقَوْلِ فِيهِ كَيْتَ وَكَيْتَ

وَكَانَ مِنَ الْمَرَاتِبِ الْمَعْرُوفَةِ فِي سُلَّمِ التَّعْلِيمِ عِنْدَ الْأوَائِلِ

رُتْبَةُ الْمُعِيدِ

ذَكَرَهَا تَفْصِيلًا السُّبْكِيُّ

فِي مُعِيدِ النِّعَمِ وَمُبِيدِ النِّقَمِ وَغَيْرُهُ

فَالْمُعِيدُ هُوَ الَّذِي يَجْلِسُ لِلطَّلَبَةِ

يُعِيدُ مَعَهُمْ مَا سَبَقَ فِي مَجْلِسِ الدَّرْسِ مَعَ الشَّيْخِ

وَيَتَدَارَسُونَهُ وَيَتَذَاكَرُونَهُ

وَهَذَا بَالِغُ النَّفْعِ شَدِيدُ الْأَهَمِّيَّةِ

سَوَاءً كَانَ فِي هَذِهِ الْحَلْقَةِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ

أَوْ فِي حَلْقَةٍ تَعْقُدُهَا مَعَ صَاحِبٍ أَوْ أَكْثَرَ

وَلَوْ فِي بَيْتِكَ أَوْ بَيْتِهِ

تَتَذَاكَرُونَ فِيهَا مَا سَبَقَ ذِكْرُهُ فِي ذَلِكَ الْمَجْلِسِ

فَإِذَا وُجِدَ التَّحَفُّظُ وَالْمُذَاكَرَةُ بَعْدَ الْاِنْفِصَالِ عَنْ مَجْلِسِ الدَّرْسِ

مَعَ مَا تَقَدَّمَ قَوِيَ الْعِلْمُ فِي الْقَلْبِ

وَبِهَذَا اِسْتَتَمَّ ثُبُوتُهُ وَرُسُوخُهُ

وَكَانَ طَالِبُهُ طَالِبًا لِلْعِلْمِ حَقًّا وَحَقِيقَةً قَلْبًا وَقَالِبًا ظَاهِرًا وَبَاطِنًا

لِأَنَّ تَوَارُدَ هَذِهِ الْأُمُورِ فِي أَخْذِهِ يَجْعَلُ أَخْذَهُ مَتِينًا

لَا الْحَالُ الَّتِي نَرَاهَا مِنْ أَنَّ الطَّالِبَ يَأْتِي

ثُمَّ يَفْتَحُ الْكِتَابَ مَعَ الشَّيْخِ

ثُمَّ يُعَلِّقُ مَا يُعَلِّقُ

يَحْضُرُ تَارَةً وَيَغِيبُ تَارَةً فِي قَلْبِهِ وَسَمْعِهِ وَبَصَرِهِ

ثُمَّ يَخْرُجُ ثُمَّ يُلْقِي الْكِتَابَ فِي السَّيَّارَةِ

ثُمَّ لَا يَكُونُ عَهْدُهُ بِهِ حَتَّى يَأْتِي إِلَى الدَّرْسِ الْآخَرَ

وَرُبَّمَا لَا يَأْتِي بِالْكِتَابِ

لِأَنَّهُ نَسِيَهُ فِي سَيَّارَةِ زَمِيلِهِ

وَطُولَ الْأُسْبُوعِ لَمْ يَذْكُرْ

وَهَذَا الْفِصَالُ النَّكِدُ بَيْنَ الْمُتَعَلِّمِ وَبَيْنَ دَرْسِهِ

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الطَّلَبَةَ يُنْفِقُونَ أَوْقَاتًا كَثِيرَةً

وَلَا يُحَصِّلُونَ الْعِلْمَ الَّذِي يُرِيدُهُ

فَتَجِدُ بَعْضَ الطَّلَبَةِ يَشْكِيْ يَقُولُ

أَنَا حَضَرْتُ الْآنَ أَحْضُرُ لِمُدَّةِ ثَمَانِي سِنِينَ تِسْعَ سِنِينَ عَشَرَ سِنِينَ

أَحْضُرُ مَجَالِسَ الدُّرُوسِ لَكِنَّ مَا اسْتَفَدْتُ

إِذَا لَمْ تَسْتَفِدْ فَابْحَثْ عَنِ الْخَطَأِ وَالْخَلَلِ وَالْعِلَّةِ أَيْنَ هِيَ؟

تَفَقَّدْ هَذَا الَّذِي ذَكَرْنَاهُ فِي نَفْسِكَ

أَيْنَ أَنْتَ مِنْهُ؟

وَقَدْ لَا يَكُونُ مَقْصُورًا عَلَى هَذَا

فَكَمَا يُوجَدُ عِلَلٌ عِنْدَ الطَّلَبَةِ

يُوجَدُ عِلَلٌ عِنْدَ الشُّيُوخِ

تَمْنَعُ وُصُولَ الْعِلْمِ إِلَى الْمُتَعَلِّمِينَ

لَكِنَّ الْمَقْصُودَ الْآنَ فِيمَا يَتَعَلَّقُ بِأَخْذِكَ هُنَا

مِمَّا يَتَعَلَّقُ بِالْمَقَامَاتِ بِمَا يَتَّصِفُ بِالْمَقَامَاتِ الثَّلَاثَةِ الْمَذْكُورَةِ

فَصَحِّحْ حَالَكَ مَعَ كُلِّ مَقَامٍ

فَفِي الْمَقَامِ الْأَوَّلِ قَبْلَ حُضُورِكَ إِلَى الدَّرْسِ

يَنْبَغِي أَنْ يَكُونَ لَكَ مَعَ الْكِتَابِ جَوْلَة

وَإِذَا حَضَرْتَ مَجْلِسَ الدَّرْسِ

يَنْبَغِي أَنْ تَكُونَ لَكَ جَوْلَةٌ أُخْرَى

وَإِذَا انْفَصَلْتَ عَنِ الدَّرْسِ

يَنْبَغِي أَنْ تَكُونَ لَكَ جَوْلَةٌ ثَالِثَةٌ

وَلَوْ أَنَّ طَالِبَ الْعِلْمِ اِسْتَتَمَّ هَذِهِ الْمَقَامَاتِ الثَّلَاثَةَ بِحَقِّهَا

فِي كُلِّ كِتَابٍ يَدْرُسُهُ

وَلَوِ اقْتَصَرَ عَلَى دَرْسِ أُصُولِ الْعِلْمِ الْأُسْبُوعِيِّ فِي مُسْتَوَيَاتِهِ الْأَرْبَعَةِ

فَأَنَا كَفِيلٌ لَهُ بِأَنْ يُدْرِكَ مِنَ الْعِلْمِ شَيْئًا كَثِيرًا

لَمْ يُدْرِكْهُ أَكْثَرُ طَلَبَةِ الزَّمَانِ

لِأَنَّ هَذَا أَخْذٌ لِلْعِلْمِ عَلَى الْوَجْهِ الَّذِي تَصِلُ بِهِ إِلَى النَّافِعِ مِنْهُ

وَأَمَّا غَيْرُهُ فَتُوجَدُ مَسَالِكُ كَثِيرَةٌ لِأَخْذِ الْعِلْمِ

لَكِنَّهَا لَا تَنْفَعُ الْمُتَعَلِّمَيْنِ

وَلَا يَصِلُونَ مِنْهَا إِلَى الْعِلْمِ الَّذِي يَنْبَغِي أَنْ يُفِيدَهُمْ

وَأَنْ يَسْتَقِرَّ فِي قُلُوبِهِمْ

 


Artikel asli: https://nasehat.net/penuntut-ilmu-sejati-2-hal-penting-ini-wajib-kamu-kerjakan-syaikh-shalih-al-ushoimi-nasehatulama/